Jumat, 19 Juni 2009

Mengejar surga

Mengejar Surga
oleh: Ida Farida

Dari Ibnu Umar ra beliau berkata: Rasulullah saw memegang pundakku kemudian bersabda: "Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan engkau orang asing atau orang yang lewat di jalan." Dan Ibnu Umar berkata: "Ketika engkau sore-sore, maka janganlah engkau menanti pagi, dan ketika pagi-pagi, maka janganlah engkau menanti sore, dan pergunakanlah kesehatanmu sebelum sakitmu, dan pergunakanlah hidupmu sebelum matimu." (HR Bukhari).

Hidup di dunia memang singkat, ibarat seseorang yang lewat di jalan atau yang singgah untuk berteduh dari hujan. Setelah reda, orang tersebut harus kembali melanjutkan perjalanannya. Begitupula halnya dengan kehidupan, seseorang dilahirkan kemudian menjalani hari-harinya dengan penuh warna, silih berganti suka maupun duka dalam batas waktu yang telah ditetapkan dalam lauful mahfuz. Setelah itu dia harus kembali melanjutkan perjalanan melewati gerbang kematian.
Rata-rata manusia menjalani hidup di dunia selama 70-80 tahun walaupun ada beberapa orang yang bisa mencapai 100 tahun, namun jumlahnya hanya sedikit dan tampak sangat renta. Rasulullah saw saja wafat pada usia 63 tahun. Coba bandingkan antara kehidupan dunia yang hanya terdiri dari 2-3 digit angka (2 digit = 70 tahun, 3 digit = 100 tahun) dengan kehidupan akhirat yang jumlah digitnya tak terhingga karena akhirat bersifat abadi. Relakah kita menukar kebahagiaan dunia yang amat singkat dengan kesengsaraan akhirat yang tak tiada akhir akibat berbuat maksiat.
Allah hanya memberikan manusia dua pilihan, surga dan neraka. Tidak ada pilihan ketiga atau tengah-tengah. Pilihan mutlak yang harus dipilih adalah surga sebagai muara akhir kehidupan karena manusia tidak akan sanggup menahan suramnya derita neraka. Namun, jalan menuju surga membutuhkan pengorbanan dan perjuangan yang besar. "Dihampiri jalan menuju surga itu dengan berbagai hal yang kebanyakan manusia membencinya (amal kebaikan). Dan dihampiri jalan menuju neraka itu dengan keindahan yang melenakan (syahwat)" (HR Bukhari).


Dan janganlah engkau merasa senang dengan menghambur-hamburkan waktu dengan kesibukan yang sia-sia dan tidak ada faedahnya. Manfaatkan waktu yang singkat ini untuk mengejar surga dan memburu cinta Allah dengan memperbanyak amal ma'ruf nahi munkar. Hidup ini terlalu singkat untuk menjadi orang biasa, maka berjuanglah menjadi hamaba Allah yang luar biasa.
Tidak rindukah kira dengan perjumpaan dengan Allah dan mendengar secara langsung ucapan salam kasih sayang dari-Nya? "(Kepada mereka dikatakan): 'Salam', sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang." (QS Yaasin [36]: 58). Pertanyaan terakhir, adakah yang lebih indah dari menatap wajah Allah di surga?

Ciputat, 14 Maret 2009
Pukul 13.48

Tidak ada komentar: