Jumat, 19 Juni 2009

Seberapa Tinggi Dirimu?

Oleh: Ida Farida

Ketika menyaksikan kejuaraan sepak bola dunia, Indonesia melawan Jerman atau yang lainnya. Pernahkah terlintas dalam benak kita, mengapa orang Indonesia tidak setinggi orang-orang Barat atau luar negri. Jawabannya mungkin faktor genetik, namun seberapa besar pengaruh faktor tersebut dalam menentukan tinggi badan seseorang?
Adapun potensi tinggi badan seseorang berdasarkan genetik, yaitu dapat dihitung dengan rumus sesuai dengan standar WHO, 2007:
• Laki-laki = (Tinggi Ayah + tinggi Ibu + 13 cm ) +/- 8.5cm
2
• Perempuan = ( Tinggi Ayah + ibu –13 cm) +/- 8.5cm
2
Dengan rumus tersebut dapat diperkirakan tinggi badan minimal dan maksimal setelah anak tersebut mengalami pertumbuhan sempurna. Untuk laki-laki masa akhir pertumbuhannya pada usia 21 tahun, sementara wanita sampai 19 tahun. Mengapa wanita lebih cepat berakhir masa pertumbuhannya, karena masa puber wanita juga lebih cepat.
Faktor lain yang mempengaruhi tinggi badan seseorang adalah faktor nutrisi, terutama kebiasaan mengkonsumsi susu. Berdasarkan Annual Report UNDP 1998, rata-rata konsumsi susu orang Indonesia per orang per bulan hanya 1,5 liter. Berbeda jauh dengan konsumsi susu di Singapura yang sudah mencapai 10 liter tiap bulan, bahkan di India mencapai 13 liter.
Lantas, mengapa orang Indonesia sangat sedikit mengkonsumsi susu, jawabannya kembali kepada faktor ekonomi dan kurangnya promosi akan pentingnya susu bagi pertumbuhan tulang yang optimal. Biasanya promosi susu hanya untuk balita, ibu hamil dan menyusui, padahal kalangan remaja dan dewasa pun membutuhkan susu.
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2004 bagi orang Indonesia, tinggi badan yang ideal untuk laki-laki usia 19-29 tahun yaitu 165 cm dengan berat badan 56 kg dan untuk wanita usia 19-29 tahun yaitu 156 cm dengan berat badan 52 kg.
So, jika saat ini tinggi badan kita kurang dari standart tersebut, tidak perlu sedih dan kecewa, namun harus tetap bersyukur, karena nikmat Allah yang lain jauh lebih banyak dan tak terhitung banyaknya. Semoga bermanfaat!

Ciputat, 31 Maret 2009

bahaya lahir sungsang

Oleh: Ida Farida

Mendapatkan buah hati adalah impian setiap orang tua, terutama oleh calon ibu. Namun, bagaimana jika ibu harus melahirkan bayi dalam posisi sungsang alias kaki bayi yang berada di mulut rahim. Hal ini tentu akan sangat berbahaya baik bagi ibu maupun sang bayi. Walaupun ada beberapa kasus lahir sungsang yang selamat.
Alasan kelahiran sungsang berbahaya, yaitu karena pada saat bayi lahir dalam keadaan kaki keluar terlebih dahulu, maka untuk mengeluarkan kepala yang masih tertinggal di rahim tidak ada yang mendorong, karena fungsi kaki jika keluar belakangan, yaitu untuk mendorong kepala dan badan bayi keluar.
Alasan lain yaitu organ pernapasan ada di bagian kepala, ketika kepala sulit keluar atau bahkan macet di lubang vagina, maka kemungkinan bayi akan mengalami gangguan bernapas, karena sebagian organ tubuh lain sudah berada di alam luar rahim. Hal ini dapat mengakibatkan kecacatan organ tubuh bahkan kematian pada bayi maupun ibunya.
Jika menemukan kasus seperti ini, biasanya dokter langsung menyarankan untuk melahirkan sesara sesar. Namun, bagi para dukun beranak, biasanya perut ibu hamil tersebut dipijat dan memutar posisi bayi agar kepala terletak di bawah, sehingga dapat melahirkan secara normal. Subhanallah…

Ciputat, 31 Maret 2009

Mengejar surga

Mengejar Surga
oleh: Ida Farida

Dari Ibnu Umar ra beliau berkata: Rasulullah saw memegang pundakku kemudian bersabda: "Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan engkau orang asing atau orang yang lewat di jalan." Dan Ibnu Umar berkata: "Ketika engkau sore-sore, maka janganlah engkau menanti pagi, dan ketika pagi-pagi, maka janganlah engkau menanti sore, dan pergunakanlah kesehatanmu sebelum sakitmu, dan pergunakanlah hidupmu sebelum matimu." (HR Bukhari).

Hidup di dunia memang singkat, ibarat seseorang yang lewat di jalan atau yang singgah untuk berteduh dari hujan. Setelah reda, orang tersebut harus kembali melanjutkan perjalanannya. Begitupula halnya dengan kehidupan, seseorang dilahirkan kemudian menjalani hari-harinya dengan penuh warna, silih berganti suka maupun duka dalam batas waktu yang telah ditetapkan dalam lauful mahfuz. Setelah itu dia harus kembali melanjutkan perjalanan melewati gerbang kematian.
Rata-rata manusia menjalani hidup di dunia selama 70-80 tahun walaupun ada beberapa orang yang bisa mencapai 100 tahun, namun jumlahnya hanya sedikit dan tampak sangat renta. Rasulullah saw saja wafat pada usia 63 tahun. Coba bandingkan antara kehidupan dunia yang hanya terdiri dari 2-3 digit angka (2 digit = 70 tahun, 3 digit = 100 tahun) dengan kehidupan akhirat yang jumlah digitnya tak terhingga karena akhirat bersifat abadi. Relakah kita menukar kebahagiaan dunia yang amat singkat dengan kesengsaraan akhirat yang tak tiada akhir akibat berbuat maksiat.
Allah hanya memberikan manusia dua pilihan, surga dan neraka. Tidak ada pilihan ketiga atau tengah-tengah. Pilihan mutlak yang harus dipilih adalah surga sebagai muara akhir kehidupan karena manusia tidak akan sanggup menahan suramnya derita neraka. Namun, jalan menuju surga membutuhkan pengorbanan dan perjuangan yang besar. "Dihampiri jalan menuju surga itu dengan berbagai hal yang kebanyakan manusia membencinya (amal kebaikan). Dan dihampiri jalan menuju neraka itu dengan keindahan yang melenakan (syahwat)" (HR Bukhari).


Dan janganlah engkau merasa senang dengan menghambur-hamburkan waktu dengan kesibukan yang sia-sia dan tidak ada faedahnya. Manfaatkan waktu yang singkat ini untuk mengejar surga dan memburu cinta Allah dengan memperbanyak amal ma'ruf nahi munkar. Hidup ini terlalu singkat untuk menjadi orang biasa, maka berjuanglah menjadi hamaba Allah yang luar biasa.
Tidak rindukah kira dengan perjumpaan dengan Allah dan mendengar secara langsung ucapan salam kasih sayang dari-Nya? "(Kepada mereka dikatakan): 'Salam', sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang." (QS Yaasin [36]: 58). Pertanyaan terakhir, adakah yang lebih indah dari menatap wajah Allah di surga?

Ciputat, 14 Maret 2009
Pukul 13.48

Sabtu, 25 Oktober 2008

Kata bijak

1 kata terindah "maaf"

2 kata terindah "terima kasih"

3 kata terindah "negriku dalam kesulitan"

4 kata terindah "negriku sulit untuk berubah"

5 kata terindah "negriku butuh aku untuk berubah"

Selasa, 21 Oktober 2008

Sang Koruptor dan KPK

Sang Koruptor dan KPK

Oleh: Ida Farida

Sejak dibentuknya Lembaga Negara bernama Komite Pemberantasan Korupsi atau biasa dikenal dengan singkatan KPK, yang didasarkan atas Undang-Undang No. 30 tahun 2002, ternyata berdampak amat positif dalam upaya perbaikan moral bangsa terutama melatih kejujuran. Berbagai upaya dan strategi telah di canangkan oleh KPK, baik strategi jangka pendek, menengah sampai jangka panjang agar citra Indonesia sebagai salah satu negara terkorup di dunia dapat dihapuskan, atau setidaknya diminimalisasi.

Korupsi, kata yang begitu singkat, namun terkesan amat menyebalkan. Karena tindakan tersebut merugikan orang banyak. Bagaimana tidak, para koruptor dengan tanpa merasa berdosa memanipulasi data keuangan dan mengambil keuntungan pribadi. Sebenarnya yang dinamakan korupsi tidak hanya ketika mencuri uang milyaran atau triliunan rupiah, ketika ada yang berlaku tidak jujur, walau hanya mengambil uang seratus rupiah saja, itu sebenarnya sudah dianggap korupsi.

Ada salah satu program KPK yang biasanya diterapkan di sekolah-sekolah, yaitu warung kejujuran. Tujuannya untuk membina moral bangsa Indonesia dari sejak dini. Ada cerita yang cukup unik, dimana pada minggu pertama ketika warung tersebut mulai berjalan, ternyata warung tersebut mengalami kerugian, akibat banyak siswa yang tidak membayar makanan atau barang yang mereka ambil. Karena sistem dari warung kejujuran tersebut yaitu dalam proses jual beli tidak ada yang menjaga, jadi hanya berdasarkan atas kesadaran pribadi. Ketika membeli makanan atau yang lainnya, disediakan kotak khusus tempat menaruh uang. Kemudian dilakukan penyuluhan oleh tim KPK sehingga membuat para siswa menyadari akan pentingnya kejujuran. Hal ini telah diterapkan oleh SMUN 7 Pekanbaru, dan ternyata cukup sukses.

Melirik permasalahan korupsi di Indonesia yang setiap saat terasa tak ada habisnya, harusnya kita bahu membahu membantu program KPK dan berani mengentaskan tindakan korupsi tersebut, setidaknya dimulai dari lingkungan terdekat kita, di kampus, di sekolah, di tempat kita bekerja ataupun di rumah.

”Ketika kesempatan tiada, korupsi tidak mungkin ada. Lawan korupsi! Dengan tidak memberikan kesempatan sekecil apapun untuk melakukan korupsi” Itulah kata-kata yang biasa diungkapkan oleh KPK untuk meningkatkan semangat dalam upaya pemberantasan korupsi. Memang benar, ketika tidak ada kesempatan, yaitu pada saat sistem pelaporan data bersifat transparansi dan pemantauan data secara efisien oleh pihak-pihak terkait, maka ketika ada yang hendak melakukan korupsi, ia akan berpikir berkali-kali sebelum mengambil keputusan melakukan tindakan pencurian tersebut.

Sebagai mahasiswa, apa yang bisa kita lakukan untuk menghindari tindakan korupsi. Seperti Rumus 3M yang biasa disampaikan oleh Aa Gym, yaitu pertama, harus dimulai dari diri sendiri, kedua, dimulai dari hal yang terkecil dan ketiga dimulai sekarang juga. Misalnya ketika di kelas, pasti ada yang namanya uang kas, dan pelatihan kejujuran bisa dimulai dari hal tersebut. Kemudian ketika kita berkecimpung dalam organisasi kampus, seperti BEM, UKM, atau kegiatan ekstra lain, tentulah di dalamnya terdapat sebuah sistem yang membutuhkan dana yang biasanya dana tersebut diperoleh dari iuran mahasiswa maupun dari proposal kegiatan.

Hal-hal tersebut di atas bisa dijadikan sebagai ajang pembelajaran untuk melatih kejujuran sehingga tercipta moral mahasiswa yang baik. Ketika mahasiswa sudah dapat berlaku adil dan jujut, diharapkan ketika para mahasiswa tersebut menjadi penerus bangsa selanjutnya, maka moral tersebut akan tetap mengakar dalam dirinya dan semoga citra Indonesia menjadi lebih baik di mata dunia.

Selamat berjuang para pahlawan bangsa, jangan biarkan Indonesiamu hancur dengan tindakan para pengkhianat bangsa. Ciptakan generasi baru antikorupsi.

Ciputat, 18 Oktober 2008

Selasa, 14 Oktober 2008

“Pandanganku tentang pernikahan”

“Pandanganku tentang pernikahan”

Oleh:

IDA FARIDA

(Mahasiswa Kesehatan Masyarakat UIN Syahid Jakarta)

Ketika terbersit kata pernikahan, yang terbersit di benakku apa ya? Kehidupan baru dengan keluarga baru. Punya anak dan bersama suami mengurus dan mendidik anak agar menjadi anak yang sholeh dnn sholihah. Kalo itu sih umum banget…

Satu hal yang selalu aku pikirkan ketika memandang makna pernikahan adalah jangan sampai aku mencintai suami dan keluargaku melebihi cintaku kepada Allah SWT. Jika di analogikan suami dan keluarga baru nanti hanyalah sebuah sarana untuk beribadah kepada Allah. Pengabdian aku kepada suami diniatkan hanya untuk mencari keridhoan Allah SWT.

Tapi kemudian, terlintas di pikiranku, berarti siapapun laki-laki yang nanti akan menjadi suami aku, siapapun orangnya, tidak masalah buat aku, karena aku hanya menganggap suami hanyalah salah satu sarana mendekatkan diri kepada Allah… Aku pun mulai berpikir, apakah pendapatku ini salah? Karena aku pikir, hanya dengan sedikit cinta kepada suami itu sudah cukup.

Aku mulai berpikir seperti ini, sejak aku membaca sebuah buku, judulnya 101 kisah teladan, pada salah satu kisah dalam buku tersebut, diceritakan ada seorang wanita cantik, sholihah, kaya raya yang menikah dengan laki-laki yang dari segi fisik tidak cukup ganteng, miskin, berkulit hitam, dan lain-lain. Wanita tersebut begitu ikhlas menerima keadaan suaminya dan senantiasa berusaha membahagiakan suaminya. Ia menganggap mungkin ini adalah ujian dari Allah bagi dirinya agar ia bisa belajar ikhlas dan sabar, serta sebagai sarana untuk menghapus dosa-dosanya. Bagi sang suami, mendapatkan istri seperti wanita sholihah tersebut dianggap sebagai karunia yang tak terhingga mungkin sebagai balasan atas kesabaran dan amal baiknya selama ini. Mereka pun hidup bahagia.

Sejak membaca buku itu pikiranku tentang pernikahan mulai berubah… ya, aku pikir, jika kita ikhlas menerima keadaan pasangan suami kita apa adanya kita akan bahagia. Tapi ternyata tidak cukup jika hanya berpikiran seperti itu.

Ada seorang teman yang memberikan kata-kata yang sangat dalam maknanya bagiku. Dia bilang:

“Dua insan yang saling mencintai bukanlah dua pasang mata yang saling berpandangan, namun ketika dua pasang bola mata tersebut memandang ke arah yang sama.”

Subhanallah… kata-kata itu telah menjawab pertanyaanku selama ini. Ternyata hakikat pernikahan tidak hanya terkait masalah keikhlasan dan harapan dari salah satu pihak, namun dari keduanya (suami dan istri) harus memiliki komitmen diri dan tujuan yang sama untuk apa keluarga tersebut dibangun. Karena jika hanya salah satu pihak saja, pasti akan banyak hambatan, pertengkaran sangat mungkin terjadi.

Selanjutnya ketika pernikahan tersebut telah terwujud, bagaimana kita mampu mengisinya dengan amalan-amalan yang disukai Allah, mendidik anak-anak agar menjadi penerus dakwah Rasulullah saw... menjadi para penghafal Al-qur’an, menjadi dokter atau apapun yang bermanfaat bagi umat. Amin.... Insya Allah...

Kemudian, setelah berkeluarga, harapanku... aku tidak ingin hanya berdiam diri di rumah, mengerjakan urusan rumah tangga atau hanya menjaga anak, tapi itu penting dan tidak bisa ditinggalkan. Tapi aku juga ingin bisa bermanfaat bagi orang lain, aku ingin berdakwah, bekerja dan terus belajar... karena hidup ini terlalu singkat untuk menjadi orang biasa. Hidup ini juga teramat singkat jika kita hanya berleha-leha... teman aku juga pernah bilang, hidup ini terlalu singkat jika kita jalani dengan orang yang salah. So... pilihlah pasangan hidupnu, teman sejatimu yang akan menemani hari-harimu sampai akhir hayatmua dengan kacamata iman, dengan pilihan terbaik menurut pandangan Allah SWT...

Selamat berbahagia....

Depok, 3 Oktober 2008

DIABETES MELLITUS

DEFINISI

Adalah keadaan hiperglikemik kronik disertai

berbagai kelainan metabolik sebagai akibat

gangguan hormonal, menimbulkan

komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf

dan pembuluh darah.

Epidemiologi

Organisasi kesehatan dunia(WHO) memperkirakan 177 juta penduduk dunia mengidap diabetes.

Tahun 2025 meningkat menjadi 300 juta,di asia akan mencapai 170 juta.

Tahun 2003 diperkirakan 89 juta penduduk asia menderita diabetes.

Tercatat 4 dari 5 negara didunia dengan jumlah penderita diabetes terbesar adalah di asia, yaitu India,RRC, Pakistan dan jepang.

Harus diwaspadai adalah tidak hanya angka-angka yang mengkhawatirkan itu tapi terutama gaya hidup perkotaan.

FAKTOR RESIKO

Usia dewasa tua (lebih dari 40 tahun)

Riwayat keluarga DM

Obesitas

Hipertensi

Dislipidemia

Gejala Klinis dan Diagnosis

Gejala khas berupa; polifagia,poliuria, polidipsia, lemas dan berat badan menurun.

Gejala lain : Kesemutan, gatal, mata kabur,impotensi pada pria dan pruritus vulva pada wanita

Diagnosis : Keluhan dan gejala khas ditambah dengan hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu >200mg/dl atau glukosa darah puasa ≥126mg/dl sudah cukup menegakkan diagnosa DM.

Penatalaksanaan

Tujuan jangka pendek : menghilangkan keluhan/ gejala DM

Tujuan jangka panjang : mencegah komplikasi.

Kerangka utama penatalaksanaan Diabetes Mellitus adalah;

-Perencanaan makanan(diet)

-Latihan jasmani

-Obat hipoglikemik dan penyuluhan.

A. Perencanaan Makanana (diet)

Pada konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia(PERKENI) ditetapkan santapan dengan komposisi seimbang berupa :

-Karbohidrat 60-70%

-Protein 10-15%

-Lemak 20-25%

Pilihlah karbohidrat komplek, jangan memilih karbohidrat sederhana.

Dianjurkan untuk mengkonsumsi karbohidrat berserat seperti terdapat dalam sayur2an, kacang2an dan buah yang tidak terlalu manis.

Cara menghitung kalori pada penderita DM

Tentukan dulu BB ideal

BB ideal = (TB dlm cm – 100)-10%

Pada laki2 yg TB <160cm>

BB ideal = (TB dlm cm – 100)x 1kg

Kemudian hitung jumlah kalori yang dibutuhkan.

Ada beberapa cara menentuka jumlah kalori yang dibutuhkan seorang penderita DM :

  1. Menghitung kebutuhan basal dengan cara

BB ideal x 30 (laki2), BB ideal x 25 (perempuan)

Kebutuhan basal harus ditambah dengan kegiatan sehari2 : Ringan 100-200kkal, sedang 200-350kkal, Berat 400-900kkal.

  1. Kebutuhan basal dihitung seperti a, tetapi ditambah kalori berdasarkan persentasi kalori basal

Kerja ringan, ditambah 10% dari kalori basal

Kerja sedang, ditambah 20% dari kalori basal

Kerja berat, ditambah 40-100% dari kalori basal

Pasien kurus, ditambah 20-30% dari kalori basal

  1. Kebutuhan kalori dihitung berdasarkan sebagai berikut :

Pasien kurus = 2300-2500 kkal

Pasien normal = 1700-2100 kkal

Pasien gemuk = 1300-1500 kkal

B.Latihan jasmani (olahraga)

Perlu diperhatikan adalah : jangan memulai olahraga sebelum makan, memakai sepatu yang pas, harus didampingi orang yang tahu mengatasi serangan hipoglikemik, harus selalu membawa permen,memriksa kaki secara cermat setelah berolahraga.

Olahraga yang dipilih sebaiknya yang disenangi dan dapat menigkatkan kebugaran serta melibatkan otot2 besar (kaki, tangan, bahu).

Ikutilah prinsip FITT : frekuensi, intensitas,tempo, dan tipe)

Untuk setiap kali berolahraga, ikuti tahapan2 yang biasa berlaku, yaitu:

Pemanasan (warming up): 5-10mnt

Latihan inti (conditioning) : 30 -60 mnt

Pendinginan (cooling down) :5-10-mnt

Peregangan (stretching)

C. Obat berkhasiat hipoglikemik

Jika pasien telah melakukan pengaturan makanan dan kegiatan jasmani yang teratur tetapi kadar glukosa masih belum baik, dipertimbangkan pemakaian obat berkhasiat hipoglikemik.

Obat hipoglikemik Oral;

  1. Sulfonilurea

- Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan

- menurunkan ambang sekresi insulin

- meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat

rangsangan glukosa.

Obat gol sulfonilurea biasa diberikan pada pend DM dengan BB normal atau BB sdkt lebih.

untuk orangtua dianjurkan preparat dengan waktu kerja pendek.

b. Biguanid

dianjurkan untuk pasien gemuk.

c. Inhibitor α glukosidase

d. Insulin Sensitizing agent.

Insulin

Indikasi penggunaan insulin pada NIDDM :

DM dengan BB menurun cepat/kurus

Ketoasidosis, asidosis laktat, dan koma hiperosmolar

DM yang mengalami stres berat

DM yang tidak berhasil dikelola dengan obat hipoglikemik oral dosis maksimal atau ada kontraindikasi dengan obat tersebut.

Penurunan gairah seksual pada penderita DM

Keluhan disfungsi seksual banyak terjadi pada penderita DM pria terutama berusia lanjut.

Penyebab gangguan ereksi adalah akibat kadar gula yang tinggi dalam darah, membuat darah menjadi kental dan alirannya melambat sehingga mengakibatkan gangguan pasokan oksigen, jaringan yang tidak mendapat pasokan oksigen akan menjadi lumpuh dan mati.

Dengan mengontrol kadar gula darah ddgn diet, olahraga, dan obat seta mengatasi beban mental maka gangguan ereksi dapat diatasi.

Diabetes Mellitus dan puasa.

Penderita yang cukup terkendali dengan pengaturan makan saja tidak mangalami kesulitan bl berpuasa, demikian juga dengan pendrita yang cukup terkendali dengan obat dosis tunggal.

Obat diberikan pada saat berbuka puasa.

Untuk yang terkendali dengan OHO dosis terbagi, obat diberikan dengan dosis seblm berbuka lebih besar dari pada saat sahur.

Untuk yang memakai insulin, sipakai insulin jangka menengah, diberikan saat berbuka saja.

Penderite yang harus menggunakan insulin dosis multiple,dianjurkan tidak berpuasa.

Telaah jurnal; Relation between intake of vitamin C and E and Risk of Diabetic Retinopathy in the Atheroslerosis Risk in Community Study(ARIC)

Tujuan ; Meneliti hubungan antara pprevalensi retinopati diabetes dan intake Vit C dan E,

Metode: Studi prospektif

Seleksi sampel : peserta yang memiliki diabetes saat visit 3 jika glukosa darah puasa ≥ 126mg/dl, dan glukosa darah non puasa ≥ 200 mg/dl

Hubungan retinopati dengan intake Vitamin C dan E tidak ada hubungan yang signifikan antara retinopati dengan intake dari buah dan sayur yang mengandung VIT C dan E

Tetapi ada hubungan yang signifikan peningkatan resiko retinopati dengan intake Vit C danE dari makanan dan kombinasi suplemen bila orang tersebut tidak mengontrol kadar glukosa darahnya.

Oleh: FRINSEVAE